Rabu, 19 Februari 2014

"KELAM, SURAM, DIBALIK HARAPAN”

komunitas punk

bagi kalian orang orang yang termasuk kaum borjuis, konsumtif, suka hura hura dan berpesta di tengah penderitaan kaum marjinal, saya sarankan segera lekas bergegas untuk tidak membaca blog ini. Mengapa ? “pemikiran kalian mungkin belum mencapai bagaimana menyambung hidup dari cara yang ekstrim di luar nalar pemikiran kalian yang sempit”  dengan kata lain blog ini tak ada artinya sekecil apapun untuk anda.

Singkat saja perkenalkan nama saya Lukman dan tentu saja ada kepanjangan nya. Tetapi di account facebook, twitter, ym,  dan segala bentuk media social lainya saya mungkin lebih dikenal dengan nama Lukman Hakim saja, timbul sebersit pertanyaan dari pikiran beberapa orang termasuk keluarga di dalam nya “ lukman kenapa kamu nggak pake nama keluarga kamu, apa kamu malu? “ di benak saya sudah terpikir panjang, bukan saya tak ingin memakai nama keluarga di balik nama saya, tetapi kadang kadang saya berfikir saya tak ingin membuat malu nama keluarga, dengan perilaku saya yang tidak menutup kemungkinan dibenci banyak orang ,  dan berimbas kepada nama baik keluarga saya . Tapi pentingkah biografi saya? “saya rasa tidak penting , ada hal yang penting dan lebih penting dari itu” yaitu arti dari kemerdekaan yang utuh.

anak punk jalanan
Dalam kesempatan kali ini saya ingin mengangkat kehidupan anak jalanan atau anak Punk jalanan yang kian merebab belakangan ini, saya mulai tertarik dunia punk sejak saya sd sekitar 8 tahun lalu, saat itu saya masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, pada saat itu saya acap kali melihat kehidupan anak punk dilingkungan saya tinggal, hanya hal simple yang terbenak dalam pikiran saya,  yaitu “kesenangan, kebersamaan, perdamaian” tetapi dulu biarlah menjadi dulu, seiring berjalannya waktu saya pun sadar, tentang kehidupan mereka yang keras, hidup dijalanan untuk tetap bertahan dan berjuang hidup dijalanan yang keras dan tak bertoleransi, dan hukum rimba pun kadang berlaku “makin kuat orang tersebut makin bertahan lama pula orang tersebut hidup”. Itulah singkat cerita kehidupan mereka yang mungkin sebagian orang yang memandang hal ini dari sudut social merasa memandang sebelah mata kehidupan mereka, tetapi pandanglah hal ini dari nurani agar kalian lebih bijak dalam mencermati hal apapun.

anti capitalism
“KELAM, SURAM, DIBALIK HARAPAN” tidak banyak orang tau jika setiap anak jalanan atau punk 
jalanan mempunyai mimpi dan ambisi lebih besar dari pada kita yang hidup boleh dikatakan berkecukupan walau kadang terasa kurang. Mimpi mereka adalah seperti banyak orang lainnya yang ingin hidup tenang, layak, dan berkecukupan, tetapi apalah daya mereka hanya bisa bersukur dengan apa yang ada. Sebagian orang menganggap kehidupan mereka kelam, karena gaya hidup yang selengean dan tak punya norma, padahal mereka itu sebenarnya orang yang lebih menghormati jika di hormati. Suram hal yang kedua di benak setiap orang tentang kehidupan mereka, tetapi dibalik itu semua mereka mempunyai mimpi dan harapan yang cukup besar untuk hidup layak dan membaur dengan masyarakat lain di kehidupan social. Tetapi harapan biarlah harapan yang tenggelam tergerus ombak, terhapus angin dan tersiram hujan derita.
“kehidupan keras” dibalik indahnya kebersamaan mereka  ada hal yang mungkin di luar nalar manusia yang hidup normal yaitu, “bertahan hidup dengan segala cara” untuk hal yang satu ini saya tekankan bagi kalian yang merasa hidup menderita, silahkan bandingkan dengan mereka. 

Mungkin tembok tua, tikus tikus liar, sampah jalanan, lantai emperan adalah teman yang akrab dan setia menemani ketika melewati malam yang panjang untuk menyongsong hari esok yang tak jelas, untuk mendapatkan makanan umumnya mereka mengamen dengan besar harapan akan ada yang memberi, guna membeli makanan untuk melanjutkan hidup. Sekolah? Bukan mereka tak ingin,  biaya pun kini mengambil andil dalam mendapat pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar